Tafsir
Alif Laam miim. Beberapa surah dalam Al-Qur’an dibuka dengan huruf abjad seperti Alif Laam miim, Alif Laam Raa , dan sebagainya. Makna huruf-huruf itu hanya Allah yang tahu. Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah nama surah dan ada pula yang berpendapat bahwa gunanya untuk menarik perhatian, atau untuk menunjukkan mukjizat Al-Qur’an, karena Al-Qur’an disusun dari rangkaian hurufhuruf abjad yang digunakan dalam bahasa bangsa Arab sendiri. Meskipun demikian, mereka tidak pernah mampu untuk membuat rangkaian huruf-huruf itu menjadi seperti Al-Qur’an.
Alif Lam Mim. Ayat pertama surah Al-Baqarah ini terdiri dari huruf-huruf lepas. Sebagaimana pada surah-surah Makkiyah banyak yang dibuka dengan huruf-huruf lepas seperti Alif Lam Ra, Alif Lam Mim Ra, ha Mim, ta Ha, Kaf Ha Ya ‘Ain sad, dan lain-lain.
Surah-surah yang dimulai dengan huruf-huruf singkatan (muqattha’ah) semuanya berjumlah 29 surah. Selengkapnya sebagai berikut: al-Baqarah dengan Alif Lam Mim, Ali ‘Imran dimulai dengan Alif Lam Mim, al-A’raf dimulai dengan Alif Lam Mim sad, Yunus dengan Alif Lam Ra, Hud dengan Alif Lam Ra, ar-Ra’d dengan Alif Lam Mim Ra; Ibrahim dengan Alif Lam Ra; al-hijr dengan Alif Lam Ra; Maryam dengan Kaf Ha Ya ‘Ain sad; taha dengan ta ha; asy-Syu’ara’ dengan ta Sin Mim; an-Naml dengan ta Sin; al-Qasas dengan ta Sin Mim; al-‘Ankabut dengan Alif Lam Mim; ar-Rum dengan Alif Lam Mim, Luqman dengan Alif Lam Mim, as-Sajdah dengan Alif Lam Mim, Yasin dengan Ya Sin; sad dengan sad; al-Mu’min dengan ha Mim; Fussilat dengan ha Mim; asy-Syura dengan ha Mim; az-Zukhruf dengan ha Mim; ad-Dukhan dengan ha Mim; al-Jasiyah dengan ha Mim; al-Ahqaf dengan ha Mim; Qaf dengan Qaf; dan al-Qalam dengan Nun. Huruf yang disebutkan ini berjumlah 14 huruf, yaitu setengah dari huruf hijaiyah. Huruf-huruf ini adalah huruf-huruf yang banyak terpakai dalam bahasa Arab. Huruf-huruf ini ada yang disebutkan berulang-ulang.
Ada dua hal yang perlu dibicarakan tentang huruf-huruf abjad yang disebutkan pada permulaan beberapa surah dari Al-Qur’an itu, yaitu apa yang dimaksud dengan huruf ini, dan apa hikmahnya menyebutkan huruf-huruf ini.
Tentang soal pertama, maka para mufasir berlainan pendapat:
1.Ada yang menyerahkan saja kepada Allah, dengan arti mereka tidak mau menafsirkan huruf-huruf itu. Mereka berkata, “Allah saja yang mengetahui maksudnya.” Mereka menggolongkan huruf-huruf itu ke dalam golongan ayat-ayat mutasyabihat.
2.Ada yang menafsirkannya. Mufasir yang menafsirkannya ini berlain-lain pula pendapat mereka:
a.Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah isyarat (singkatan dari kata-kata), umpamanya Alif Lam Mim. Maka Alif adalah singkatan dari “Allah”, Lam singkatan dari “Jibril”, dan Mim singkatan dari Muhammad, yang berarti bahwa Al-Qur’an itu datangnya dari Allah, disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad. Pada Alif Lam Ra, Alif singkatan dari “Ana”, Lam singkatan dari “Allah” dan Ra singkatan dari “ar-Rahman”, yang berarti “Aku Allah Yang Maha Pengasih.”
b.Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah nama dari surah yang dimulai dengan huruf-huruf itu.
c.Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan huruf-huruf abjad ini adalah huruf-huruf abjad itu sendiri. Maka yang dimaksud dengan Alif adalah “Alif”, yang dimaksud dengan Lam, adalah “Lam”, yang dimaksud dengan Nun adalah “Nun”, dan begitu seterusnya.
d. Huruf-huruf abjad itu untuk menarik perhatian. Ada mufasir yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad ini didatangkan oleh Allah pada permulaan beberapa surah Al-Qur’an untuk menarik perhatian. Memulai pembicaraan dengan huruf-huruf abjad adalah suatu cara yang belum dikenal oleh Bangsa Arab pada waktu itu, karena itu maka hal ini menarik perhatian mereka.
e. Untuk tantangan. Menurut para mufasir ini, huruf-huruf singkatan itu disebut Allah pada permulaan beberapa surah dari Al-Qur’an, hikmahnya adalah untuk “menantang”. Tantangan itu bunyinya kira-kira begini: Al-Qur’an itu diturunkan dalam bahasa Arab, yaitu bahasa kamu sendiri, yang tersusun dari huruf-huruf singkatan, seperti Alif, Lam Mim Ra, Kaf Ha Ya ‘Ain sad, Qaf, ta Sin dan lain-lain. Maka kalau kamu tidak percaya bahwa Al-Qur’an datangnya dari Allah dan kamu mendakwakan datangnya dari Muhammad, yakni dibuat oleh Muhammad sendiri, maka cobalah kamu buat ayat-ayat yang seperti ayat Al-Qur’an ini. Kalau Muhammad dapat membuatnya tentu kamu juga dapat membuatnya”
Maka ada “penantang”, yaitu Allah, dan ada “yang ditantang”, yaitu bangsa Arab, dan ada “alat penantang”, yaitu Al-Qur’an. Sekalipun mereka adalah orang-orang yang fasih berbahasa Arab, dan mengetahui pula seluk beluk bahasa Arab menurut naluri mereka, karena di antara mereka itu ada pujangga-pujangga, penyair-penyair dan ahli-ahli pidato, namun demikian mereka tidak bisa menjawab tantangan Al-Qur’an dengan membuat ayat-ayat seperti Al-Qur’an. Ada juga di antara mereka yang memberanikan diri untuk menjawab tantangan Al-Qur’an itu, dengan mencoba membuat kalimat-kalimat seperti ayat-ayat Al-Qur’an itu, tetapi sebelum mereka ditertawakan oleh orang-orang Arab itu, lebih dahulu mereka telah ditertawakan oleh diri mereka sendiri.
sumber: kemenag.go.id