Bacaan Latin: Latublawunna fiii amwaalikum wa anfusikum wa latasma’unna minal laziina uutul Kitaaba min qablikum wa minal laziina ashrakuuu azan kasiiraa; wa in tasbiruu wa tattaquu fa inna zaalika min ‘azmil umuur
Artinya: Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.
Tafsir
Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu dengan berbagai cobaan, ujian, dan musibah seperti kekurangan harta, malapetaka, dan lain-lain. Karena itu Allah menguji siapa pun di antara mereka yang tetap sabar dan istikamah dalam menjalankan perintah Allah, dan mereka yang tidak menerima dengan hati lapang dan sabar. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik berupa ejekan, pendustaan, penghalangan dalam beragama, perlawanan, dan pengkhianatan. Jika kamu bersabar dan bertakwa dalam menghadapi tindakan-tindakan mereka dan tetap teguh melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. Hal itu karena orang-orang yang sabar, bertakwa, dan berbesar hati menerima setiap takdir yang berlaku akan meraih kemenangan yang gemilang atas tipu daya musuh.
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw dan pengikutnya akan mendapat ujian sebagaimana mereka telah diuji dengan kesulitan di Perang Uhud. Mereka akan diuji lagi mengenai harta dan dirinya. “Sesungguhnya kamu akan diuji mengenai hartamu dan dirimu.” Kamu akan berkorban dengan hartamu menghadapi musuhmu untuk menjunjung tinggi derajat umatmu. Kamu akan meningkatkan perjuangan yang mengakibatkan hilangnya keluarga, teman-teman seperjuangan yang dicintai untuk membela yang hak. Kamu akan difitnah oleh orang yang diberi kitab dan orang yang mempersekutukan Allah. Kamu akan mendengar dari mereka hal-hal yang menyakitkan hati, mengganggu ketenteraman jiwa seperti fitnah zina yang dilancarkan oleh mereka terhadap Siti Aisyah. Ia tertinggal dari rombongan Nabi saw ketika kembali dari satu peperangan, di suatu tempat karena mencari kalungnya yang hilang, kemudian datang safwan bin Muattal menjemputnya. Orang-orang munafik menuduh Aisyah berzina dengan safwan. Satu fitnah yang sangat memalukan, dan menggemparkan masyarakat Medinah pada waktu itu, peristiwa itu dikenal dengan hadisul ifki (kabar bohong).
Demikian hebat fitnah yang dilancarkan dan demikian banyak gangguan yang menyakitkan hati yang ditujukan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar menghadapinya dan menerimanya dengan penuh takwa, maka semuanya itu tidak akan mempunyai arti dan pengaruh sama sekali, dan sesungguhnya sabar dan takwa itu adalah urusan yang harus diutamakan.
sumber: kemenag.go.id